A B C E F H I J K L M P R S T W

Pragmatisme

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang berasal dari Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Aliran ini menekankan pentingnya pengalaman empiris dan praktik dalam pembentukan pengetahuan, dan memandang konsep dan ide-ide terutama dari sudut pandang fungsional dan praktis mereka. Berikut adalah beberapa pokok-pokok pemikiran dari pragmatisme:

  1. Kegunaan Praktis: Pragmatisme menilai kebenaran sebuah ide atau konsep berdasarkan kegunaannya dalam praktik. Dengan kata lain, suatu ide atau konsep dianggap “benar” jika memiliki implikasi praktis yang berguna dan dapat bekerja dengan baik dalam pengalaman.
  2. Eksperimen sebagai Basis Pengetahuan: Pragmatisme menekankan pentingnya eksperimen dan pengalaman empiris dalam memperoleh dan memvalidasi pengetahuan.
  3. Penolakan Absolutisme: Pragmatisme menolak ide bahwa ada kebenaran mutlak atau prinsip-prinsip tetap yang berlaku di semua konteks. Sebaliknya, kebenaran adalah sesuatu yang dapat berubah berdasarkan konteks dan pengalaman.
  4. Anti-foundationalism: Pragmatisme menantang gagasan bahwa ada dasar epistemologis yang tetap atau “fondasi” untuk pengetahuan. Pengetahuan dibangun melalui proses interaksi antara individu dan lingkungannya.
  5. Kontinuitas: Charles Sanders Peirce, salah satu pendiri pragmatisme, mengemukakan konsep “kontinuitas”, yang menekankan bahwa realitas bukanlah sesuatu yang statis tetapi selalu berubah dan berkembang.
  6. Demokrasi dan Komunitas: John Dewey, salah satu filsuf pragmatis terkemuka, melihat demokrasi tidak hanya sebagai sistem pemerintahan tetapi juga sebagai cara hidup. Dia menekankan pentingnya pendidikan dan partisipasi komunitas dalam pembentukan individu dan masyarakat.
  7. Instrumen dan Adaptasi: Ide-ide dan konsep dilihat sebagai instrumen adaptasi untuk mengatasi masalah dan tantangan dalam pengalaman sehari-hari. Jika suatu ide berhasil dalam praktik, maka itu dianggap benar.
  8. Refleksi dan Pertimbangan: Meskipun pragmatisme menekankan tindakan, itu juga menghargai refleksi dan pertimbangan mendalam. Sebelum mengambil tindakan, seseorang harus mempertimbangkan konsekuensinya dan potensi hasilnya.
  9. Hubungan antara Pemikiran dan Tindakan: Pragmatisme melihat pemikiran sebagai bentuk tindakan dan tindakan sebagai bentuk pemikiran. Keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

Pragmatisme telah mempengaruhi banyak bidang, termasuk pendidikan, ilmu sosial, dan hukum. Meskipun memiliki banyak variasi dan interpretasi, inti dari pragmatisme adalah fokus pada pengalaman praktis dan adaptasi sebagai kunci untuk memahami dan memandu tindakan manusia.

Print Friendly, PDF & Email

Published by

Hadi Nur

This blog is primarily written for my own purposes, and there has never been any claim that it is an original work.