Konstruktivisme sosial adalah sebuah teori tentang bagaimana kita memahami kenyataan. Teori ini menganggap bahwa kenyataan, termasuk pengetahuan kita tentang dunia, adalah konstruksi sosial dan bukan sesuatu yang objektif dan tetap. Berikut adalah beberapa pokok-pokok pemikiran dari konstruktivisme sosial:
- Konstruksi Kenyataan: Menurut konstruktivisme sosial, kenyataan tidak ada di luar diri kita; sebaliknya, kita “membangun” kenyataan melalui interaksi sosial dengan orang lain.
- Peran Bahasa: Bahasa memainkan peran kunci dalam proses ini. Kita menggunakan bahasa untuk mengkomunikasikan pengalaman kita, dan dalam prosesnya, kita membentuk dan membatasi makna-makna tertentu. Sebagai contoh, bagaimana kita mendefinisikan “kecantikan” atau “kebenaran” sangat dipengaruhi oleh bahasa dan budaya kita.
- Bukan Objektivitas Absolut: Konstruktivisme sosial menolak gagasan bahwa ada kenyataan objektif yang bisa diketahui. Sebagai gantinya, apa yang kita anggap sebagai “kenyataan” sangat dipengaruhi oleh pengalaman sosial, budaya, bahasa, dan sejarah kita.
- Pengetahuan adalah Kontekstual: Apa yang kita anggap sebagai pengetahuan benar dalam satu konteks atau budaya mungkin tidak dianggap demikian dalam konteks atau budaya lain. Ini berarti pengetahuan bersifat relatif dan tergantung pada konteks sosial dan budaya tempat pengetahuan tersebut dibentuk.
- Interaksi Sosial: Konstruktivisme sosial menekankan pentingnya interaksi sosial dalam membentuk pengetahuan kita. Melalui interaksi dengan orang lain, kita memvalidasi, menantang, dan merevisi pemahaman kita tentang dunia.
- Peran Institusi: Institusi sosial seperti pendidikan, media, agama, dan keluarga memainkan peran kunci dalam membentuk pemahaman kita tentang dunia. Mereka memberikan kerangka interpretatif yang kita gunakan untuk memahami pengalaman kita.
- Kekuasaan dan Pengetahuan: Konstruktivisme sosial juga menekankan hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan. Grup-grup yang memiliki kekuasaan dalam masyarakat cenderung memiliki kemampuan lebih besar untuk membentuk pandangan tentang apa yang dianggap sebagai “pengetahuan” dan apa yang tidak.
- Kritik terhadap Universalisme: Teori ini menantang gagasan bahwa ada prinsip-prinsip atau nilai-nilai universal yang berlaku di seluruh budaya dan masyarakat.
Dalam berbagai bidang studi, termasuk sosiologi, antropologi, ilmu komunikasi, dan studi pendidikan, konstruktivisme sosial memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana pengetahuan dan kenyataan dibentuk dan bagaimana mereka mempengaruhi interaksi sosial dan struktur masyarakat.